cover
Contact Name
I Putu Dedy Arjita
Contact Email
ipdedyarjita@unizar.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram Jalan Unizar No. 20 Turida, Sandubaya - Mataram NTB
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Kedokteran: Media Informasi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan
ISSN : 24609749     EISSN : 26205890     DOI : 10.36679
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Kedokteran diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram dengan frekuensi 2 (dua) kali setahun, yaitu pada bulan Juni dan Desember, sebagai media informasi dan komunikasi ilmiah dalam pengembangan Ilmu Kedokteran dan Kesehatan.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 2 (2017)" : 10 Documents clear
HUBUNGAN DURASI PENYAKIT DENGAN GEJALA NON MOTORIK PENYAKIT PARKINSON Rohmania Setiarini; Subagya Subagya; Astuti Astuti
JURNAL KEDOKTERAN Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif terbanyak kedua setelah alzheimer. Walaupun gejala motorik yang dipakai untuk menegakkan diagnosis penyakit parkinson, namun gejala non motorik penting sebagai penentu kualitas hidup pasien penyakit parkinson. Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui adakah hubungan durasi dengan gejala non motorik penyakit Parkinson. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang pada pasien parkinson di RSUP Dr. Sardjito pada bulan Februari-Juni 2017. Dilakukan analisis hubungan antara durasi penyakit dengan gejala non motorik penyakit parkinson. Pada penelitian ini gejala non motorik terdapat pada 94% pasien penyakit parkinson. Gejala non motorik yang sering muncul pada pasien yaitu gangguan buang air kecil, nyeri dan gangguan konsentrasi (44,4%). Durasi penyakit pasien parkinson berkisar antara 6-144 bulan dengan rata-rata 34,56 bulan. Tidak didapatkan hubungan antara durasi penyakit parkinson dengan gejala non motorik dengan nilai p 0,915. Penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara durasi penyakit dengan gejala non motorik penyakit parkinson
POLA MAKAN TIDAK SEHAT DI USIA MUDA BERPOTENSI MENYEBABKAN SINDROM DISPEPSIA Deny Sutrisna Wiatma
JURNAL KEDOKTERAN Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dispepsia yang oleh orang awam sering disebut dengan “sakit maag” merupakan keluhan yang sangat sering kita jumpai sehari-hari. Istilah dispepsia mulai gencar dikemukakan sejak akhir tahun 80-an, yang menggambarkan keluhan atau kumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa perut penuh, sendawa, regurgitasi dan rasa panas yang menjalar di dada. Secara garis besar, penyebab sindrom dispepsia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu keompok penyakit (seperti tukak peptic, gastritis, batu kandung empedu, dll) dan kelompok dimana penunjang diagnostic yang konvensional atau baku (endoskopi, radiologi, laboratorium) tidak dapat memperlihatkan adanya gangguan patologis, structural dan biokimiawi, atau dengan kata lain kelompok terakhir ini disebut sebagai dispepsia fungsional. Banyak faktor yang menjadi penyebab timbulnya sindrom dispepsia dimana salah satu diantaranya adalah pola makan yang tidak sehat seprti tidak teraturnya waktu makan. Angka di Indonesia sendiri penyebab dispepsia adalah 86% dispepsia fungsional, 13% ulkus dan 1% disebabkan oleh kanker lambung. Dalam beberapa penelitan yang salah satunya dilakukan oleh Deny S. (2012) hubungan ketidakteraturan makan terhadap terjadinya sindrom dispepsia yang dilakukan terhadap 70 dengan mengguanakan metode case control study didapatkan nila Odds Ratio (OR) sebesar 20. Ketidakteraturan makan atau pola makan yang salah merupakan factor risiko yang mempengaruhi untuk terjadinya sindrom dispepsia sebesar hingga 20 kali lipat serta kejadian sindrom dispepsia mahasiswa/usia muda ternyata sesuia dengan pola maknnya yang tidak teratur
PERAN PEMERIKSAAN D-DIMER TERHADAP DIAGNOSIS TROMBOSIS Andika Rediputra
JURNAL KEDOKTERAN Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Trombosis merupakan penyebab kematian terbanyak di Amerika Serikat. Lebih dari 2 juta orang meninggal setiap tahun akibat thrombosis arteri atau vena atau penyakit-penyakit yang ditimbulkannya. Dalam jumlah yang sama dijumpai penderita thrombosisnon - fatal seperti misalnya thrombosis vena dalam (deep vein thrombosis), emboli paru non-fatal, thrombosis serebrovaskuler, transient cerebral ischemic attack, penyakit jantung koroner non-fatal, thrombosis vaskuler retina, dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan kematian akibat kanker sebesar 550.000 per tahun, thrombosis menimbulkan kematian 4 kali lebih banyak. Ini menunjukkan bahwa thrombosis memberikan dampak luar biasa pada morbiditas, mortalitas dan biaya perawatan medik. Sebagian morbiditas tersebut dapat dicegah dengan pencegahan primer, dan sebagian lagi dengan pencegahan sekunder sesudah terjadi serangan. Oleh karena itu pengertian tentang faktor risiko dan patogenesisnya menjadi sangat penting dalam rangka menyusun cara pencegahan dan pengobatan yang baik
PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI KELENJAR LIUR Fauzy Ma'ruf
JURNAL KEDOKTERAN Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelenjar liur atau kelenjar saliva adalah kelenjar yang mensekresikan cairan liur, terbagi menjadi dua golongan, yaitu mayor dan minor. Kelenjar liur mayor terdapat tiga pasang, yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual. Kelenjar liur minor terutama tersebar dalam rongga mulut, sinus paranasal, submukosa dan trakea. Pembahasan pada topik ini akan memuat mengenai anatomi kelenjar liur serta peran pemeriksaan ultrasonografi dalam menentukan beberapa tumor kelenjar liur
HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KELAINAN LAMANYA PERDARAHAN MENSTRUASI PADA SISWI SMAN 2 MATARAM DI KECAMATAN SEKARBELA KOTA MATARAM Halia Wanadiatri; A. Rusdhy H. Hamid; Titi Pambudi K
JURNAL KEDOKTERAN Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelompok remaja sebagai bagian terbesar penduduk Indonesia adalah kelompok yang paling strategis dimana posisinya pada siklus hidup sangat penting, namun kurang mendapat perhatian. Prevalensi anemia pada remaja cukup tinggi dan beragam sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan remaja secara umum. Khususnya remaja putri, selain anemia juga sering kali mengalami gangguan dalam masa reproduksinya. Beberapa gadis akan mencari penjelasan medis bila tiba-tiba mendapat siklus yang bervariasi meski sebenarnya masih dalam batas normal, sementara yang lainnya justru tidak waspada terhadap pola haidnya yang abormal yang bahkan sangat signifikan berhubungan dengan masalah kesehatan dan berbagai konsekuensi jangka panjang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui angka kejadian anemia dengan kelainan lamanya perdarahan menstruasi pada siswi SMAN 2 Mataram di Kecamatan Sekarbela Kota Mataram. Penelitian ini adalah penelitian noneksperimental analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Subyek penelitian adalah siswi SMAN 2 Mataram tahun ajaran 2008-2009 yang telah mengalami menstruasi. Sampel penelitian sebanyak 71 orang, diperoleh dengan cara Proportional Cluster Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan pengukuran kadar Hb dengan Cyanmethemoglobin. Angka kejadia anemia pada siswi SMAN 2 Mataram sebesar 33,8%. Dengan 16,9% memiliki lebih dari empat gejala anemia. Angka kejadian kelainan lamanya perdarahan menstruasi dengan kategori hipomenorea adalah 31% dan kategori hipermenorea adalah 22,5%. Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan antara anemia dengan kelainan lamanya perdarahan mestruasi dengan p=0,032 (p>0,05, tingkat kepercayaan 95%). Angka kejadian anemia pada siswi SMAN 2 Mataram di Kecamatan Sekarbela Kota Mataram lebih tinggi dibandingkan angka kejadian anemia remaja putri di Indonesia pada umumnya, dan angka kejadian kelainan lamanya perdarahan mentruasi pada siswi SMAN 2 Mataram di Kecamatan Sekarbela Kota Mataram baik kategori hipomenorea maupun hipermenorea cukup tinggi dibandingkan di tempat lain. Pada penelitian ini terdapat hubungan antara anemia dengan kelainan lamanya perdarahan menstruasi pada siswi SMAN 2 Mataram di Kecamatan Sekarbela Kota Mataram
ABSES CEREBRI PADA ANAK Ananta Fittonia Benvenuto
JURNAL KEDOKTERAN Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abses intrakranial merupakan kondisi yang jarang terjadi, namun ini adalah suatu kondisi infeksi yang serius, yang dapat mengancam jiwa. Kondisi-kondisi abses intrakranial yang termasuk di dalamnya diantaranya adalah abses cerebri dan empiema subdural ataupun ekstradural. Pengklasifikasiannya sendiri disesuaikan dengan lokasi anatomis atau agen yang menjadi penyebabnya. Abses intrakranial sendiri dapat berasal dari infeksi struktur organ yang berdekatan dengan otak (misalnya, otitis media, infeksi gigi, mastoiditis, sinusitis), sebagai efek sekunder dari penyebaran secara hematogen yang berasal dari organ yang agak jauh (terutama pada pasien dengan penyakit jantung bawaan sianotik), setelah trauma di daerah kepala ataupun pasca operasi, dan pada kondisi yang jarang terjadi yaitu mengikuti terjadinya meningitis sebelumnya. Pada setidaknya 15% kasus, tidak ada sumber infeksi ataupun sumber penyebaran yang dapat diidentifikasi. Dimana tatalaksana yang dapat dilakukan dengan pembedahan dikombinasi dengan pemberian antibiotik
PRO KONTRA DIET TINGGI SERAT Nisia Putri Rinayu
JURNAL KEDOKTERAN Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diet tinggi serat dipercaya secara luas mampu mencegah bebagai macam penyakit antara lain sebagai kontrol gula darah pada pasien diabetes mellitus, untuk pencegahan penyakit jantung koroner, pencegahan tumor kolorectal dan untuk pencegahan dan penanganan konstipasi dan hemoroid. Tetapi, penelitian terbaru mengenai manfaat diet serat bagi kesehatan menunjukan pandangan baru yang bertentangan dengan teori yang dipercaya secara luas. Pro kontra manfaat diet serat ini terutama terkait dua penyakit tersering pada bedah GI yaitu hemoroid dan tumor kolorectal. Pada hemoroid, faktor resiko utama adalah konstipasi yang dipengaruhi oleh massa feses. Mengkonsumsi serat dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan massa feses yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya volume feses yang harus dievakuasi sehingga mempersulit evakuasi feses itu sendiri. Sedangkan penelitian terbaru membuktikan bahwa diet tinggi serat bukan merupakan faktor pencegahan kanker kolorectal
PENGARUH KARATERISTIK IBU DAN PEMBERIAN OKSITOSIN DRIP TERHADAP NILAI APGAR PADA IBU YANG MENGALAMI PREEKLAMPSIA BERAT DI RSUDP NTB TAHUN 2014-2015 Ati Sulianty
JURNAL KEDOKTERAN Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab morbiditas dan mortilitas ibu dan janin adalah preeklampsia (PE), Selain itu preeklamsia dapat mengakibatkan kematian ibu, terjadinya prematuritas, serta dapat mengakibatkan Intra Uterin Growth Retardation (IUGR) dan kelahiran mati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karateristik ibu dan pemberian oksitosin drip terhadap kejadian asfiksia pada ibu yang mengalami preeklampsia berat di RSUDP NTB 2014-2015. Studi Observasional Analitik dengan rancangan Cohort Retrospektif Sampel yang digunakan adalah 46 ibu bersalin yang mengalami preeklampsia berat. Data dianalisis menggunakan uji T. Hasil penelitian memperlihatkan ada hubungan antara usia, paritas dan usia kehamilan terhadap nilai apgar pada ibu yang mengalami preeklampsia berat. Tidak terdapat perbedaan antara kelompok ibu dengan preeklampsia berat yang berhasil diberikan oksitosin drip dan gagal oksitosin drip terhadap nilai apgar dengan nilai P Value= = 0.06. Perlunya pemantaun yang ketat terhadap ibu hamil karena setiap ibu hamil memiliki peluang yang sama untuk mengalami preeklampsia berat. sehingga tidak meningkatkan ibu bersalin dengan PEB yang berdampak terhadap menurunnya komplikasi maternal dan neonatal
FAKTOR RESIKO NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA Rizki Mulianti
JURNAL KEDOKTERAN Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Low Back Pain (LBP) adalah Nyeri Punggung Bawah (NPB), nyeri yang dirasakan di punggung bagian bawah, bukan merupakan penyakit ataupun diagnosis untuk suatu penyakit namun merupakan istilah untuk sindrom nyeri yang dirasakan di area anatomi yang terkena dengan berbagai variasi lama terjadinya nyeri. Sekitar 80 persen dari populasi pernah menderita nyeri punggung bawah paling tidak sekali dalam hidupnya. Terdapat beberapa faktor risiko penting yang terkait dengan kejadian LBP yaitu faktor individu, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. Faktor individu yaitu terdiri dari usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, masa kerja, kebiasaan merokok, riwayat pendidikan, tingkat pendapatan, aktivitas fisik dan riwayat trauma. Faktor pekerjaan yaitu beban kerja, posisi kerja, gerakan repetisi dan durasi. Faktor lingkungan yaitu getaran dan kebisingan. Pekerjaan mengangkat menjadi penyebab terlazim dari Low Back Pain (LBP), yang menyebabkan sekitar 80 persen kasus
PREVALENSI PENDERITA DERMATOFITOSIS DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSU PROVINSI NTB Nyoman Cahyadi Tri Setiawan
JURNAL KEDOKTERAN Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi geografis Indonesia yang merupakan daerah tropis dengan suhu dan kelembapan yang tinggi akan memudahkan tumbuhnya jamur sehingga infeksi oleh karena jamur di Indonesia masih tinggi. Penyakit jamur golongan dermatofita dapat menginfeksi semua ras dan dapat menyerang semua golangan umur serta sangat bervariasi terahadap organisme penyebab di setiap negara. Di Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya di RSUP NTB tahun 2008 jumlah penderita dermatofitosis belum diketahui secara pasti, sehingga diperlukan penelitian mengenai penyakit dermatofitosis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP NTB.Untuk mengetahui jumlah penderita setiap bulan selama 1 tahun, berdasarkan jenis, umur, jenis kelamin, dan tempat tinggal dan prevalensi penderita dermatofitosis yang berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Provinsi NTB tahun 2008. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif berdasarkan data rekam medik dari RSUP NTB. Bahan penelitian berupa data sekunder dari buku registrasi pasien mengenai kejadian penyakit dermatofitosis periode bulan Januari sampai Desember tahun 2008. Data diolah dan ditampilkan dalam bentuk tabel frekuensi dan diagram yang meliputi jenis dermatofitosis, umur, jenis kelamin, dan tempat tinggal pasien. Sampel penelitian diambil adalah laki-laki dan perempuan dalam semua golongan umur dengan infeksi penyakit dermatofitosis pada bulan Januari sampai Desember yang telah terdaftar pada buku registrasi pasien. Prevalensi penderita dermatofitosis selama periode Januari sampai dengan Desember tahun 2008 sebesar 7,12% yaitu sebanyak 398 kasus dari 5588 total keseluruhan penyakit kulit. Ditemukan jumlah kasus berdasarkan jenis dermatofitosis kasus yang paling tinggi ialah Tinea kruris sebesar 210 kasus (52,76%), Tinea Kapitis 16 kasus (4,02%), Tinea Korporis 132 kasus (33,16%), Tinea Unguium 19 kasus (4,77%), Tinea Manum 4 kasus (1%), Tinea Pedis 17 kasus (4,27%) sedangkan kasus yang tidak ditemukan ialah Tinea Barbae. Menurut jenis kelamin pasien, prevalensi tertinggi didapatkan pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 227 kasus (57,03%) dibandingkan pada perempuan yaitu sebanyak 171 kasus (42,96%). Prevalensi dermatofitosis berdasarkan kelompok usia didapatkan prevalensi tertinggi terdapat pada kelompok usia 46-50 tahun (11,05%) sedangkan yang terendah pada kelompok usia 0-5 tahun (3,26%). Berdasarkan tempat tinggal di wilayah Kota Mataram prevalensi dermatofitosis terbanyak terdapat pada Kecamatan Mataram yakni 94 kasus dengan persentase 30,19%. Periode tahun 2008 didapatkan jumlah penderita dermatofitosis terbanyak pada bulan Januari sebanyak 57 kasus dengan persentase 15,32% dan yang terendah pada bulan Juni yaitu 24 kasus dengan persentase 6,03%

Page 1 of 1 | Total Record : 10